Friday, March 2, 2012

Inilah Alasan Singkong Jadi Makanan Penyelamat Umat Manusia


Singkong, makanan yang satu ini walaupun sederhana dan harganya murah namun ternyata disinyalir menjadi makanan penyelamat umat manusia. Menurut penelitian dari Center for Tropical Agriculture dari Kolombia melakukan studi berjudul Climate Change Agriculture and Food Security Research Programme menyatakan bahwa singkong merupakan jenis makanan yang tahan di kalangan bahan makanan. Singkong seringkali tidak dianggap sebagai makanan favorit namun ternyata tanaman singkong justru lebih produktif pada kondisi temperatur lebih panas.

Bahkan singkong menjadi satu-satunya harapan bagi para petani Afrika yang terancam oleh perubahan iklim. Menurut pakar perubahan iklim, Andy Jarvis singkong merupakan tanaman paling tahan bahkan mampu bertahan terhadap perubahan iklim apapun yang terjadi. Dalam cuaca ekstrim seperti yang diprediksi nanti di tahun 2030 singkong mampu bertahan. Bahkan pada tahun 2030 nanti temperatur akan sampai 1,2 sampai 2 derajat celcius lebih panas dari saat ini.

Menurut laporang yang dipublikasikan di jurbal Tropical Plant Biology, singkong merupakan sumber karbohidrat yang memang biasa dikonsumsi di Afrika. Ternyata singkong ini juga mampu bertahan jauh lebih baik dibandingkan dengan kentang, jagung, kacang, pisang, jawawut dan gandum.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Tropical Plant Biology, singkong sendiri merupakan sumber karbohidrat kedua yang biasa dikonsumsi oleh penduduk kawasan sub-Sahara, Afrika, setelah jagung. Dia dimakan oleh sekitar 500 juta orang per harinya. Singkong juga mampu bertahan jauh lebih baik dibandingkan dengan kentang, jagung, kacang, pisang, jawawut, dan gandum dalam studi yang menggunakan kombinasi 24 model prediksi daya tahan tanaman dan perubahan iklim.

Tentunya dengan adanya fakta tersebut ilmuwan berharap akan menggerakkan komunitas ilmiah untuk melakukan studi mendalam terhadap tanaman singkong. Singkong diprediksi nantinya ketika tak ada makanan lagi menjadi satu-satunya makanan yang tersisa.

No comments:

Post a Comment